EDISI : 029
Pengasuh : Prof.DR.H.Salim Bajri
assalamuallaikum wr wb…..
Kerusakan moral dan semua bentuk kemaksiyatan serta kezaliman yang sedang menimpa Negara kita, sebagaimana yang telah dimuat pada edisi 028 sifat jahiliyah di abad ke 20 sudah mulai Nampak. Kalau umat tidak segera bertaubat Allah swt mengancam akan menghancurkan negeri itu, surat Al-Isra ayat 16, karenanya kaum muslimin harus benar-benar yakin akan berbagai janji Allah dalam al-Qur’an, dari sekian banyak janji Allah antara lain, Allah berjanji, kalau penduduk negeri benar-benar beriman dan taqwa, Allah akan menurunkan barokah dari langit dan bumi. Surat Al-A’raf ayat 96, sebagaimana yang telah dimuat pada edisi 027. Sebenarnya kerugian yang sangat besar, seseorang telah mendapat hidayah menjadi muslim, kalau tidak meningkatkan menjadi mu’min. Karena besar kemungkinan, kalau stagnan menjadi muslim saja, derajatnya bisa turun menjadi fasik, karena sering melupakan peringatan Allah Qs. Al-Hasyar (59:19)
وَلا تَكونوا كَالَّذينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنسىٰهُم أَنفُسَهُم ۚ أُولٰئِكَ هُمُ الفٰسِقونَ
“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. mereka Itulah orang-orang yang fasik”.
Jelas sekali perbedaannya antara muslim dan mu’min, kalau muslim, pada umumnya orang suka mengatakan Islam keturunan, pengamalannya bersifat tradisional, tidak memahami tentang ajaran Islam. Kalau mu’min yakin benar tentang ajaran Islam yang terdapat dalam Alqur’an dan hadits yang shahih, sehingga perilaku dan pengalamannya bersifat Islami yang tidak terlepas dari bimbingan wahyu Ilahi dan hadits yang shohih. Tidak mudah terbawa arus dan situasi karena orang-orang yang beriman sudah mempunyai pegangan yang teguh. Tidak mudah ikut-ikutan orang banyak, karena ikut-ikutan orang banyak bisa menyesatkan. (Qs. Al-An’am (6: 116).
وَإِن تُطِع أَكثَرَ مَن فِى الأَرضِ يُضِلّوكَ عَن سَبيلِ اللَّهِ ۚ إِن يَتَّبِعونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِن هُم إِلّا يَخرُصونَ
“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. mereka tidak lain hanyalah mengikuti peraduga belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)”.
Dalam ayat ini cukup jelas, pengamalan kebanyakan orang, bisa menyesatkan dari jalan Allah, karena pengamalan mereka bersifat praduga, bukan dari dalil Alqur’an atau hadits yang shahih. Karenanya kita bisa memperhatikan amalan umat Islam sebahagian besar tidak Islami, sehingga tidak bisa dibedakan pengamalan muslim dan non Islam. Siapa yang suka korupsi, siapa yang suka meminum minuman keras, siapa yang suka menelan narkoba, siapa yang suka berjudi, siapa yang suka berzina, dan lain sebagainya. Kalau dilihat KTPnya Islam, orang-orang semacam ini yang merusak Citra Islam. Inilah yang menjadi cemoohan orang-orang non Islam, bahwa Islam itu dianggap jelek karena perilaku yang dilakukan umat Islam. Mereka orang-orang non Islam, jarang mempelajari ajaran agama Islam, tetapi mereka hanya melihat realita perilaku penganutnya. Namun, kalau sejak kita merenung, muslim yang berbuat buruk itu, dahulunya anak-anak didik, jadi yang salah itu para pendidiknya, apakah itu guru, ustadz, atau kiyai, mengajarkan ngaji, hanya sekedar ngaji. Seharusnya kajian agar memahami artinya dan bisa mengamalkan isinya karena al-Qur’an itu hudan (petunjuk), membimbing kearah ke imanan dan menjauhkan perbuatan buruk. Karena pendidikannya bersifat tradisional, bersumber dari tradisi dan hawa napsu, maka hasilnya mereka menjadi orang-orang fasik Qs. Al-Maidah (5:49)….
وَأَنِ احكُم بَينَهُم بِما أَنزَلَ اللَّهُ وَلا تَتَّبِع أَهواءَهُم وَاحذَرهُم أَن يَفتِنوكَ عَن بَعضِ ما أَنزَلَ اللَّهُ إِلَيكَ ۖ فَإِن تَوَلَّوا فَاعلَم أَنَّما
يُريدُ اللَّهُ أَن يُصيبَهُم بِبَعضِ ذُنوبِهِم ۗ وَإِنَّ كَثيرًا مِنَ النّاسِ لَفٰسِقونَ
“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. dan Sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik”.
Dalam ayat tersebut diatas Allah swt akan menimpakan berbagai bencana karena berbagai kemaksiyatan yang mereka lakukan. Berarti di negeri yang subur ini barokahnya diangkat diganti dengan bencana demi bencana, maka penduduknya akan hidup menderita, sesuai firman Allah surat Al-A’raf 96.
Sejenak kita mengingat sejarah, dikala proklamasi kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945 plus di dalamnya piagam Jakarta, diberlakukan syariat Islam bagi para pemeluknya. Tetapi selanjutnya dibatalkan karena permintaan kelompok tertentu. Kalau sejak itu piagam Jakarta diberlakukan, sebahagiaan besar Umat Islam di Negara kita sekarang sudah menjadi orang-orang beriman dan taqwa. Sedangkan Negara kita adalah penganut Islam terbesar di dunia, dan hasil alamnya melimpah karena sumber daya manusianya telah beriman, hasil alampun wutuh, karena tidak ada korupsi dan kemaksiyatan, maka Negara kita akan menjadi super power, baldatun toyyibatun waRabbun ghafur negeri yang subur, aman, tentram dan damai. Qs. Saba (34: 15).
كُلوا مِن رِزقِ رَبِّكُم وَاشكُروا لَهُ ۚ بَلدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفورٌ
“……Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha Pengampun”.
Bersambung ………
Ikuti KAJIAN TAFSIRnya DI HARI JUM’AT MALAM & SABTU PAGI di
MAJLIS TA’LIM “ASY-SYAFI’I”
Jl. Pekarungan Panjunan Cirebon Telp. (0231) 203854 HP. 082116222138